ORGANISASI, KOORDINASI, WEWENANG DELEGASI DAN PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI
A. Pengantar
Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik, perkumpulan masyarakat, ba
B. Definisi Organisasi (Organization)
Pengorganisasian  (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur  organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang  dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern.  Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian  kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney  mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk  mencapai tujuan bersana, “ sedang Chester I. Bernard memberikan  pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang  dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan proses  untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta  membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan.
Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.  Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan  kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai  tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu :
1. Adanya tujuan bersama
2. Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3. Adanya pembagian tugas
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama
C. Struktur Organisasi
Didefinisikan  sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini  terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,  sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran  satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3.  Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga  lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur  perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
D. Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan  bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry  Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil,  jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja  belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a.  Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak  mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam  kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut  oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas  yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf  yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan  saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b.  Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan  dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal  kewenangannya berbeda.
c. Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional 
Organisasi  yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai  pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja 
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.
E. Organisasi Formal dan Informal
Ragam  arti organisasi banyak sekali seperti organisasi statis, organisasi  dinamis, organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal,  organisasi jamak, organisasi daerah, organisasi regional, organisasi  negara, organisasi internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja  yang akan dibahas di sini, yaitu :
Organisasi Statis :
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Organisasi Dinamis :
Yaitu  kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi,  mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung  jawab.
Organisasi Formal :
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan  oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan  yang ditetapkan secara rasional.
Organisasi Informal :
Yaitu  kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak  dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai  tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak  kabur.
F. Departementasi (Departementation)
Efesiensi kerja  tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang  bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana  kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk  departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional 
Mengelompokkan  fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan  organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk  dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama 
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
Dengan  membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan  proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan  produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap  departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan.  Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran  sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan  kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan  usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga  kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
G. Koordinasi (Coordination)
Untuk  melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan  koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam  tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi  didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan  kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi  dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan  tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan  merugikan organisasi itu sendiri.
1. Pedoman Koordinasi :
a.  Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna  menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat  yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan  kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
b. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
c.  Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling  menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan  adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi harus  menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan  informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas  yang satu dengan tugas yang lain.
2. Kebaikan dan Habatan Koordinasi yang Efektif
Kebaikan :
a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
b.  Tiap bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi  pencapaian tujuan dan tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat  memberikan saran dan komentar ter-hadap kemungkinan ketidak serasian  antar bagian.
c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan :
a. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu
c. Perbedaan orientasi antar pribadi
d. Perbedaan dalam formalitas struktur
3. Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi yang Efektif
a.  Menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa  hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
b.  Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung  satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi  ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu :
1) Sistem  informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan  organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
2)  Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi  dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi  diperlukan. Ada beberapa hubungan lateral :
- Hubungan langsung
- Hubungan kelompok langsung
- Hubungan silang
H. Rentang Manajemen (Span of Control)
Prinsip  rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat  dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang  manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span  of authority, span of attention atau span of supervition.
Berapa  sebenarnya bawahan seorang manajer agar manajer dapat melaksanakan  tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang  pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya.  Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan  yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan  rentang yang baik dan tepat. Pertama rentang manejemen mempengaruhi  penggunaan efisiensi dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dan  bawahan mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan  struktur organisasi, dimana semakin sempit tentang manajemen struktur  organisasi akan berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar  akan membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingaktan  manajemen semakin sedikit.
I. Wewenang ( Authority )
Wewenang  merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada  kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan  kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga  tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan.  Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam  organisasi.
Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah  orang lain untuk melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan  dapat tercapai T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu  teori formal ( pandangan klasik ) dan teori penerimaan. Wewenang formal  merupakan wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang  ini berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum  diturunkan dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan (  acceptance theory of authority ) wewenang timbul hanya bila hal diterima  oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan  dan ini tidak tergantung pada penerima ( reciver ).
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi :
1. Memahami kominikasi tersebut
2. Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
3. tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
4. mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka diperlukan adannya.
1.  Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut,  dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya  kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Kekuasaan posisi ( position  power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada  besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b.  Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan  didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan  merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
1.  Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan  karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau  persyaratan lainnya.
2. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal  dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur,  dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah,
3.  Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern  karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
4.  Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power )  berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan  dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
5. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
6. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya. 
2.  Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility yaitu  kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan  menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan  pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan  kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan  harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan  diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan  diambil.
3. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang  dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan  harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status  jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga  penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik. 
J. Lini Dan Staf
Staf  tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam pelaksanaan  suatu kegiatan. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara  langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi.
Tugas  yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu  organisasi atau perusahaan. Dalam pengetatan yang harus dibuat oleh  organisasi dalam saat yang kritis ditentukan oleh pilihan terhadap  departemen lini atau staff ini tergantung dari situasi yang dihadapi.
Kualifikasi  yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan  menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara  atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok  kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan 
6. Kemauan baik dan optimis
Kualifikasi  utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang  tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah  biaya administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan,  tanggung jawab serta akuntabilitas.
Wewenang lini ( Lini Authority ) 
Yaitu  atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam  wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan  ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
Wewenang Staf ( Staff authority ) 
Yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada personalia lini.
Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk yaitu:
1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan 
2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
K. Sentralisasi Dan Desentralisasi
Sentralisasi  berarti ada pemutusan dalam pendelegasian wewenang pada tingkat atas,  sedangkan desentralisasi berhubungan dengan sampai dimana manajer  melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah hanya sampai kepala  bagian, kepala devisi atau kepala cabang dan lain sebagainya.
Ternyata  dengan desentralisasi tugas dan wewenang semua kegiatan dimonitor  secara cepat dan tepat. Ada faktor yang mempengaruhi derajat  desentralisasi yaitu :
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi 
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer
L. Penyusunan Personalia ( Staffing )
Proses Penyusunan Personalia
Fungsi  ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan, yaitu lingkungan eksternal  yaitu semua faktor diluar organisasi yang secara langsung dan tidak  langsung mempengaruhi organisasi dan lingkungan internal yaitu semua  factor di dalam organisasi.
Proses penyusunan personalia terdiri atas :
1. Perencanaan sumber daya manusia
2. Penarikan tenaga kerja
3. Penyeleksian tenaga kerja
4. Pengenalan dan orientasi organisasi
5. Latihan dan pengembangan karyawan
6. Penilaian pelaksanaan kerja karyawan
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan 
8. Perencanaan dan pengembangan karier.
Kamis, 25 November 2010
Minggu, 31 Oktober 2010
tentang STUDENTSITE
STUDENTSITE sangat bagus sekali karena bisa mengetahui info-info tentang UG dari BAAK,situs ini sangat membantu bagi mahasiswa karena bisa memberikan tugas lewat STUDENTSITE. Tetapi selain itu juga STUDENTSITE memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan'a,yaitu :
1.kekurangan STUDENTSITE :
-tidak memiliki foto profil.
-tidak ada ruang chat antar mahasiswa dan dosen.
-masih agak sulit untuk mengetahui isi STUDENTSITE
-sulit untuk mencari teman dan nama dosen berupa nama
2.kelebihan STUDENTSITE :
-gampang mengetahui info-info terbaru tentang UG dari BAAK
-memiliki kalender akademik yang berisi tentang jadwal perkuliahan UG
-bisa mengirim tugas kepada dosen lewat STUDENTSITE
-memiliki MENU layanan STUDENTSITE
-memiliki blog dari berbagai komunitas
-bisa mengetahui jadwal perkuliahan dan jadwal ujian
1.kekurangan STUDENTSITE :
-tidak memiliki foto profil.
-tidak ada ruang chat antar mahasiswa dan dosen.
-masih agak sulit untuk mengetahui isi STUDENTSITE
-sulit untuk mencari teman dan nama dosen berupa nama
2.kelebihan STUDENTSITE :
-gampang mengetahui info-info terbaru tentang UG dari BAAK
-memiliki kalender akademik yang berisi tentang jadwal perkuliahan UG
-bisa mengirim tugas kepada dosen lewat STUDENTSITE
-memiliki MENU layanan STUDENTSITE
-memiliki blog dari berbagai komunitas
-bisa mengetahui jadwal perkuliahan dan jadwal ujian
Kamis, 21 Oktober 2010
ANALISI S.W.O.T PT.SANBE FARMA
Profil perusahaan
PT Sanbe Farma menduduki peringkat tertinggi di antara perusahaan farmasi di Indonesia berdasarkan laporan IMS dengan jumlah karyawan lebih dari 1500 orang. Empat di antara 15 produk etikal terbaik diproduksi oleh Sanbe Farma. Keempat produk tersebut adalah Amoxsan (Amoxycillin), Cefat (Cefadroxil), Claneksi (Co-AmoxyClav) and Baquinor (Ciprofloxacin). Delapan pabrik di Indonesia telah menggunakan cGMP dengan standar Internasional dengan Sanbe salah satunya.
Analisis SWOT
Strength
Pada bagian produksi, Sanbe merupakan pemimpin dalam penelitian bioavaibilitas dan bioekivalen produk obat dengan menggunakan standard GCP dan GLP yang terbaru.
Laboratorium Sanbe telah terakreditasi oleh National Accredited Body (KAN) sehingga memperoleh ISO/IEC 17025:2005, dan juga diakui oleh BPOM.
Sanbe juga menerima sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) dari Health Science Authority (HSA) Singapura pada pabrik atau bangunan preparasi steril. Sanbe berpedoman pada GMP yang meliputi semua rekomendasi dari World Health Organization (WHO). Hal ini membuktikan bahwa pabrik pengolahan obat yang steril milik Sanbe telah memenuhi Standard Uni Eropa.A
Memiliki lobi dan jaringan dokter yang kuat
Memiliki pemimpin perusahaan yang ulet, tegas, dan jeli menangkap peluang pasar dan turun tangan dalam semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan.
Karyawan merupakan orang-orang yang berkualitas. (Sdm karyawan didayagunakan efektif dan efisien).
Memilik pabrik infus steril kemasan softbag yang canggih dan yang pertama di Indonesia, serta memiliki keunggulan teknologi pembuatan infus yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, yaitu sistem sterilisasi 121° C, selama 15 menit. Sehingga produk infus yang dihasilkan oleh Sanbe berkualitas jauh lebih tinggi dibanding merek lainnya
Dalam penjualan untuk obat generik, meluncurkan produk generik yang tergolong lebih murah dibanding produk perusahaan farmasi lainnya.
Sanbe merajai pasar produk ethical sehingga dapat menekan biaya promosi/iklan (tidak seperti produk OTC).
Memiliki kekuatan dalam mengontrol distribusi obat-obatannya. Ini terutama karena produk mereka didistribusikan oleh distributor tunggal, PT Bina San Prima.
Weakness
Belum mampu mengelola sumber daya manusia secara profesional à sistem human resources atau people management belum kokoh.
Menurut pandangan Jahja B Soenarjo, CEO Direction Strategy Consulting : gaya Jahja Santoso dalam memimpin perusahaan masih konvensional sehingga Sanbe belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara profesional.
Jahja Santoso belum memberi kekuasaan secara penuh (masih setengah percaya pada putra dan orang-orang kepercayaannya).
Opportunity
Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat per kapita.
Sanbe Farma memiliki international operations di 12 negara. Dengan demikian, kesempatan Sanbe Farma untuk menjadi pemain global semakin terbuka lebar.
12 Januari 2006, Sanbe Farma meresmikan pabrik infus steril kemasan softbag pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pasar infus saat ini masih lenggang pemain. Satu-satunya saingan yang leading di bisnis ini hanyalah PT Otsuka Indonesia, sehingga kesempatan Sanbe Farma untuk memasuki pasar infus masih sangat besar.
Dibukanya Santosa Bandung International Hospital. RS ini akan menjadi rumah sakit pertama untuk pendistribusian Infus dan beberapa produk baru Sanbe Farma lainnya
Infus menyasar pasar menegah ke atas. Dengan semakin bertumbuh suburnya rumah sakit mewah (Brawijaya Woman and Children Hospital, Siloam Geneagles, Medikaloka Health Care), produk Sanbe Farma ini akan dengan mudah diserap olah pasar.
Mendirikan San-Clin-Eq, sebuah lembaga pengujian BA/BE, dengan peluang pasar yang menjanjikan dan jumlah pemain yang masih lenggang, peluang San-Clin-Eq bersaing di industri pengujian BA/BE masih sangat besar.
Treath
Persaingan pasar produk infus sangat ketat, karena pasar produk infus dikuasai oleh Otsuka. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sanbe untuk bisa merebut pasar infuse di Indonesia.
Sanbe harus menerapkan manajemen SDM yang professional sehingga dapat menjamin adanya regenerasi yang akhirnya diharapkan tetap bisa mempertahankan sanbe sebagai perusahaan farmasi no 1 di Indonesia.
Banyaknya medrep dari perusahaan farmasi lain yang kemampuannya tidak bisa diabaikan sehingga sanbe perlu meningkatkan kembali kinerja personal selling (medical representative)
Menjamin bahwa produk me-too yang dipasarkan oleh Sanbe telah melewati uji BA/BE, mengingat pada tahun 2008 semua produk me-too harus memenuhi syarat BA/BE dan tidak hanya diberi logo atau dibubuhi merk dagang. Dengan demikian, sanbe bisa tetap bersaing dengan originator (korporasi multinasional pemegang paten awal) maupun pesaing lokal. Masa kini, sebagian masyarakat Indonesia mulai beralih menggunakan produk herbal. Oleh karena itu, sanbe perlu melakukan inovasi produk dengan berusaha memproduksi obat-obat herbal.
Kontributor: Wilia, Isa, Annisa, Arga, Eni, Umi, Anita, Emi, Ade, Marwati, Ely, Sarmoko
PT Sanbe Farma menduduki peringkat tertinggi di antara perusahaan farmasi di Indonesia berdasarkan laporan IMS dengan jumlah karyawan lebih dari 1500 orang. Empat di antara 15 produk etikal terbaik diproduksi oleh Sanbe Farma. Keempat produk tersebut adalah Amoxsan (Amoxycillin), Cefat (Cefadroxil), Claneksi (Co-AmoxyClav) and Baquinor (Ciprofloxacin). Delapan pabrik di Indonesia telah menggunakan cGMP dengan standar Internasional dengan Sanbe salah satunya.
Analisis SWOT
Strength
Pada bagian produksi, Sanbe merupakan pemimpin dalam penelitian bioavaibilitas dan bioekivalen produk obat dengan menggunakan standard GCP dan GLP yang terbaru.
Laboratorium Sanbe telah terakreditasi oleh National Accredited Body (KAN) sehingga memperoleh ISO/IEC 17025:2005, dan juga diakui oleh BPOM.
Sanbe juga menerima sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) dari Health Science Authority (HSA) Singapura pada pabrik atau bangunan preparasi steril. Sanbe berpedoman pada GMP yang meliputi semua rekomendasi dari World Health Organization (WHO). Hal ini membuktikan bahwa pabrik pengolahan obat yang steril milik Sanbe telah memenuhi Standard Uni Eropa.A
Memiliki lobi dan jaringan dokter yang kuat
Memiliki pemimpin perusahaan yang ulet, tegas, dan jeli menangkap peluang pasar dan turun tangan dalam semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan.
Karyawan merupakan orang-orang yang berkualitas. (Sdm karyawan didayagunakan efektif dan efisien).
Memilik pabrik infus steril kemasan softbag yang canggih dan yang pertama di Indonesia, serta memiliki keunggulan teknologi pembuatan infus yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, yaitu sistem sterilisasi 121° C, selama 15 menit. Sehingga produk infus yang dihasilkan oleh Sanbe berkualitas jauh lebih tinggi dibanding merek lainnya
Dalam penjualan untuk obat generik, meluncurkan produk generik yang tergolong lebih murah dibanding produk perusahaan farmasi lainnya.
Sanbe merajai pasar produk ethical sehingga dapat menekan biaya promosi/iklan (tidak seperti produk OTC).
Memiliki kekuatan dalam mengontrol distribusi obat-obatannya. Ini terutama karena produk mereka didistribusikan oleh distributor tunggal, PT Bina San Prima.
Weakness
Belum mampu mengelola sumber daya manusia secara profesional à sistem human resources atau people management belum kokoh.
Menurut pandangan Jahja B Soenarjo, CEO Direction Strategy Consulting : gaya Jahja Santoso dalam memimpin perusahaan masih konvensional sehingga Sanbe belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara profesional.
Jahja Santoso belum memberi kekuasaan secara penuh (masih setengah percaya pada putra dan orang-orang kepercayaannya).
Opportunity
Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat per kapita.
Sanbe Farma memiliki international operations di 12 negara. Dengan demikian, kesempatan Sanbe Farma untuk menjadi pemain global semakin terbuka lebar.
12 Januari 2006, Sanbe Farma meresmikan pabrik infus steril kemasan softbag pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pasar infus saat ini masih lenggang pemain. Satu-satunya saingan yang leading di bisnis ini hanyalah PT Otsuka Indonesia, sehingga kesempatan Sanbe Farma untuk memasuki pasar infus masih sangat besar.
Dibukanya Santosa Bandung International Hospital. RS ini akan menjadi rumah sakit pertama untuk pendistribusian Infus dan beberapa produk baru Sanbe Farma lainnya
Infus menyasar pasar menegah ke atas. Dengan semakin bertumbuh suburnya rumah sakit mewah (Brawijaya Woman and Children Hospital, Siloam Geneagles, Medikaloka Health Care), produk Sanbe Farma ini akan dengan mudah diserap olah pasar.
Mendirikan San-Clin-Eq, sebuah lembaga pengujian BA/BE, dengan peluang pasar yang menjanjikan dan jumlah pemain yang masih lenggang, peluang San-Clin-Eq bersaing di industri pengujian BA/BE masih sangat besar.
Treath
Persaingan pasar produk infus sangat ketat, karena pasar produk infus dikuasai oleh Otsuka. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sanbe untuk bisa merebut pasar infuse di Indonesia.
Sanbe harus menerapkan manajemen SDM yang professional sehingga dapat menjamin adanya regenerasi yang akhirnya diharapkan tetap bisa mempertahankan sanbe sebagai perusahaan farmasi no 1 di Indonesia.
Banyaknya medrep dari perusahaan farmasi lain yang kemampuannya tidak bisa diabaikan sehingga sanbe perlu meningkatkan kembali kinerja personal selling (medical representative)
Menjamin bahwa produk me-too yang dipasarkan oleh Sanbe telah melewati uji BA/BE, mengingat pada tahun 2008 semua produk me-too harus memenuhi syarat BA/BE dan tidak hanya diberi logo atau dibubuhi merk dagang. Dengan demikian, sanbe bisa tetap bersaing dengan originator (korporasi multinasional pemegang paten awal) maupun pesaing lokal. Masa kini, sebagian masyarakat Indonesia mulai beralih menggunakan produk herbal. Oleh karena itu, sanbe perlu melakukan inovasi produk dengan berusaha memproduksi obat-obat herbal.
Kontributor: Wilia, Isa, Annisa, Arga, Eni, Umi, Anita, Emi, Ade, Marwati, Ely, Sarmoko
analisis SWOT KALBE FARMA
Profil Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu (1) produk inovator yang bervariasi, (2) strategi marketing yang solid, (3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan (4) sumber daya manusia yang reliabel.
Contoh produk – produk Kalbe Farma antara lain:

ANALISIS SWOT KALBE FARMA
Strength/ Kekuatan

Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.

Pada tanggal 16 Desember 2005, Manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan usaha dengan Dankos dan PT Enseval (”Enseval”) menjadi satu perusahaan dalam rangka menciptakan satu perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penggabungan usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam meningkatkan efisiensi serta efektivitas. Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai superholding dan tiga anak perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut — Kalbe Farma, Dankos Laboratories (DNKS), Enseval Putera Megatrading (EPMS) — sekaligus membentuk perusahaan yang betul-betul terintegrasi. Secara horisontal, Kalbe “baru” menawarkan rentang produk yang jauh lebih luas, mulai dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari pengadaan bahan baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan distribusi.
Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial, pendapatan kalbe meningkat sekitar 18% per tahun.

Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang telah berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi. Semua fasilitas produksi milik Kalbe dan Anak perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001, sementara Kalbe, PT Dankos Laboratories Tbk. (”Dankos”) dan PT Bintang Toedjoe juga telah meraih sertifikasi ISO14001 serta OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe dan Dankos secara konsisten berhasil mempertahankan pencapaian yang amat memuaskan dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu nomor lima dan nomor dua diantara semua perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.

Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
Weakness/ Kelemahan
Ekspansinya ke noncore-business, seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan pendidikan (STIE Kalbe). Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan dalam pengembangan bisnis farmasi.
Penjualan ekspor sampai dengan September 2005 bertumbuh sebesar 127,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan lokal bertumbuh dengan 28,6 persen. Meskipun ekspor tumbuh sangat besar, namun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak dapat membawa keuntungan yang besar juga. Pasalnya, sekitar 90 persen bahan baku masih impor sehingga harganya juga melonjak. Akibatnya, persentase laba kotor (gross margin) hanya mencapai 54,3 persen. Hal ini disebabkan karena Komponen impor dari obat masih sangat tinggi, yaitu sebesar 90% dari bahan baku yang digunakan (bahan aktif dan bahan pembantu) serta sekitar 50% dari bahan pengemas yang digunakan.
Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti dan belum bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber dari luar negeri. Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang pengadaan bahan baku sering terbentur pada permasalahan :
Ø Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items) sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis.
Ø Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal bahan baku yang terkait dengan :
i. Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari sintesis lokal.
ii. Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.
Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di Indonesia dirasa cukup berat yang bersumber dari :
Ø Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;
Ø Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidak seimbangan antra jumlah pengawas dari pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.
Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:
Ø Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta penduduk.
Ø Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi di kota-kota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk. Program pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.
Ø Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang luas dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.
Opportunity/ Peluang

1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai 2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura. Kemudian, sayap bisnis ekspornya pun melebar ke Afrika Selatan. Hal ini dibuktikan Kalbe dengan menerapkan strategi-strategi. Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe menunjuk distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor. Kerja sama ini sangat simpel karena sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini produk-produk Kalbe ada di banyak negara, seperti Pakistan dan Iran, padahal Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut. Strategi kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor perwakilan di setiap negara tujuan yang dari hasil survei internal berpotensi bagi pengembangan produk ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara, seperti Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia), Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran, memonitor pasar dan melakukan survei. PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik Orange Kalbe Limited di Nigeria. Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa pasar di Afrika Barat. “Nigeria akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran produk-produk Kalbe Farma,” kata Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono. Rencananya pabrik itu akan digunakan untuk memproduksi obat-obat OTC (obat tanpa resep) dan minuman energi.
2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat/ Ancaman
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip. Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa saling menjatuhkan.
2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar okal.
3· Diberlakukannya Undang-Undang Paten 1997 dan direvisi tahun 2001, industri farmasi Kalbe Farma, yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya pada strategi copy cat produk-produk baru yang masih dilindungi paten, menjadi sulit untuk mengembangkan produk-produknya.
4· Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.
5· Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.
sumber : http://moko31.wordpress.com/2009/01/22/analisis-swot-kalbe-farma/
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu (1) produk inovator yang bervariasi, (2) strategi marketing yang solid, (3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan (4) sumber daya manusia yang reliabel.
Contoh produk – produk Kalbe Farma antara lain:

ANALISIS SWOT KALBE FARMA
Strength/ Kekuatan

Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.

Pada tanggal 16 Desember 2005, Manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan usaha dengan Dankos dan PT Enseval (”Enseval”) menjadi satu perusahaan dalam rangka menciptakan satu perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penggabungan usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam meningkatkan efisiensi serta efektivitas. Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai superholding dan tiga anak perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut — Kalbe Farma, Dankos Laboratories (DNKS), Enseval Putera Megatrading (EPMS) — sekaligus membentuk perusahaan yang betul-betul terintegrasi. Secara horisontal, Kalbe “baru” menawarkan rentang produk yang jauh lebih luas, mulai dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari pengadaan bahan baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan distribusi.
Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial, pendapatan kalbe meningkat sekitar 18% per tahun.

Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang telah berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi. Semua fasilitas produksi milik Kalbe dan Anak perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001, sementara Kalbe, PT Dankos Laboratories Tbk. (”Dankos”) dan PT Bintang Toedjoe juga telah meraih sertifikasi ISO14001 serta OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe dan Dankos secara konsisten berhasil mempertahankan pencapaian yang amat memuaskan dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu nomor lima dan nomor dua diantara semua perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.

Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
Weakness/ Kelemahan
Ekspansinya ke noncore-business, seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan pendidikan (STIE Kalbe). Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan dalam pengembangan bisnis farmasi.
Penjualan ekspor sampai dengan September 2005 bertumbuh sebesar 127,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan lokal bertumbuh dengan 28,6 persen. Meskipun ekspor tumbuh sangat besar, namun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak dapat membawa keuntungan yang besar juga. Pasalnya, sekitar 90 persen bahan baku masih impor sehingga harganya juga melonjak. Akibatnya, persentase laba kotor (gross margin) hanya mencapai 54,3 persen. Hal ini disebabkan karena Komponen impor dari obat masih sangat tinggi, yaitu sebesar 90% dari bahan baku yang digunakan (bahan aktif dan bahan pembantu) serta sekitar 50% dari bahan pengemas yang digunakan.
Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti dan belum bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber dari luar negeri. Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang pengadaan bahan baku sering terbentur pada permasalahan :
Ø Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items) sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis.
Ø Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal bahan baku yang terkait dengan :
i. Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari sintesis lokal.
ii. Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.
Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di Indonesia dirasa cukup berat yang bersumber dari :
Ø Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;
Ø Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidak seimbangan antra jumlah pengawas dari pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.
Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:
Ø Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta penduduk.
Ø Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi di kota-kota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk. Program pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.
Ø Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang luas dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.
Opportunity/ Peluang

1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai 2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura. Kemudian, sayap bisnis ekspornya pun melebar ke Afrika Selatan. Hal ini dibuktikan Kalbe dengan menerapkan strategi-strategi. Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe menunjuk distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor. Kerja sama ini sangat simpel karena sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini produk-produk Kalbe ada di banyak negara, seperti Pakistan dan Iran, padahal Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut. Strategi kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor perwakilan di setiap negara tujuan yang dari hasil survei internal berpotensi bagi pengembangan produk ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara, seperti Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia), Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran, memonitor pasar dan melakukan survei. PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik Orange Kalbe Limited di Nigeria. Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa pasar di Afrika Barat. “Nigeria akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran produk-produk Kalbe Farma,” kata Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono. Rencananya pabrik itu akan digunakan untuk memproduksi obat-obat OTC (obat tanpa resep) dan minuman energi.
2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat/ Ancaman
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip. Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa saling menjatuhkan.
2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar okal.
3· Diberlakukannya Undang-Undang Paten 1997 dan direvisi tahun 2001, industri farmasi Kalbe Farma, yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya pada strategi copy cat produk-produk baru yang masih dilindungi paten, menjadi sulit untuk mengembangkan produk-produknya.
4· Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.
5· Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.
sumber : http://moko31.wordpress.com/2009/01/22/analisis-swot-kalbe-farma/
Minggu, 17 Oktober 2010
kekayaan budaya indonesia
Bangsa Indonesia banyak memiliki berbagai kekayaan budaya, salah  satunya terdapat dalam bentuk seni tari. Semua daerah di Indonesia, dari  ujung Aceh sampai ujung Papua, memiliki seni tari masing-masing.  Contohnya; Seudati, Tor-tor, Serampang Dua Belas, Zapin, Cokek, Jaipong,  Cakalele, atau maengket. Tentu saja masih banyak nama-nama tari yang  lain.
Indonesia di kenal sebagai kekayaan pulau yang terpisah-pisah dan memiliki kekayaan laut bawah yang cukup indah untuk diilihat. Dan sebagai besar Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan kota-kota yang bersejarah dan memiliki bangunan-bangunan peninggalan di jaman Belanda dan Jepang.
Indonesia pun juga memiliki kekayaan berupa suku,ras dan agama. Hal ini disebabkan oleh penduduk Indonesia yang saling menghormati satu sama lain.
Indonesia pun terdapat berbagai macam suku, yaitu suku betawi, suku batak, suku dayak dan lain-lain.
Bukan hanya budaya, suku , dan ras tetapi Indonesia memiliki berbagai jenis makanan dari masing-masing daerah nya sendiri seperti daerah jawa yaitu karedok, batagor, rawon dan masih banyak lagi makanan-makanan dari bernagai daerah.
Indonesia di kenal sebagai kekayaan pulau yang terpisah-pisah dan memiliki kekayaan laut bawah yang cukup indah untuk diilihat. Dan sebagai besar Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan kota-kota yang bersejarah dan memiliki bangunan-bangunan peninggalan di jaman Belanda dan Jepang.
Indonesia pun juga memiliki kekayaan berupa suku,ras dan agama. Hal ini disebabkan oleh penduduk Indonesia yang saling menghormati satu sama lain.
Indonesia pun terdapat berbagai macam suku, yaitu suku betawi, suku batak, suku dayak dan lain-lain.
Bukan hanya budaya, suku , dan ras tetapi Indonesia memiliki berbagai jenis makanan dari masing-masing daerah nya sendiri seperti daerah jawa yaitu karedok, batagor, rawon dan masih banyak lagi makanan-makanan dari bernagai daerah.
Kamis, 30 September 2010
Lingkungan "Banjir"
     Pada pertengahan tahun 2010 di DKI JAKARTA dan di beberapa daerah sering mengalami curah hujan yang sangat tinggi. hal ini mengakibatkan banjir di sebagian wilayah DKI Jakarta dan di beberapa daerah.
Hal ini mengakibatkan sebagian aktivitas masyarakat terganggu karena ada nya sebagian wilayah terendam oleh banjir yang cukup tinggi sehingga mencapai lutut orang dewasa .
"DKI Jakarta dalam pergantian tahun 2009 ke tahun 2010 akan diiringi dengan bencana banjir yang selalu melanda setiap tahunnya. WALHI Jakarta memperkirakan puncak banjir terjadi di bulan Januari 2010 dengan perluasan, ketinggian maupun besaran dampaknya melebihi banjir tahun sebelumnya
Dengan ada nya banjir berdampak buruk terhadap warga yang mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti " diare, muntaber, gatel-gatel, dan lain-lain", banjir tersebut di karenakan oleh akibat manusia yang suka membuang sampah di kali dan membuat tempat tinggal di bantaran kali, hingga bantaran kali pun menjadi kecil dan air pun akan meluap ke daratan bila curah hujan sangat tinggi.
 
Dengan ini warga pun harus sadar membuang sampah bukan di bantaran kali melainkan di tempat sampah yang telah di sediakan dan Pemerintah harus bertindak cepat dalam menggatasi penanggulangan banjir.
Hal ini mengakibatkan sebagian aktivitas masyarakat terganggu karena ada nya sebagian wilayah terendam oleh banjir yang cukup tinggi sehingga mencapai lutut orang dewasa .
"DKI Jakarta dalam pergantian tahun 2009 ke tahun 2010 akan diiringi dengan bencana banjir yang selalu melanda setiap tahunnya. WALHI Jakarta memperkirakan puncak banjir terjadi di bulan Januari 2010 dengan perluasan, ketinggian maupun besaran dampaknya melebihi banjir tahun sebelumnya
Dengan ada nya banjir berdampak buruk terhadap warga yang mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti " diare, muntaber, gatel-gatel, dan lain-lain", banjir tersebut di karenakan oleh akibat manusia yang suka membuang sampah di kali dan membuat tempat tinggal di bantaran kali, hingga bantaran kali pun menjadi kecil dan air pun akan meluap ke daratan bila curah hujan sangat tinggi.
Dengan ini warga pun harus sadar membuang sampah bukan di bantaran kali melainkan di tempat sampah yang telah di sediakan dan Pemerintah harus bertindak cepat dalam menggatasi penanggulangan banjir.
Rabu, 29 September 2010
Tanggung Jawab Manajer_
Bisnis & Investasi tanggung jawab manajer investasi reksa dana kepada investor
Pertanyaan :
Bagaimana tanggung jawab manajer investasi  terhadap investor reksa dana apabila investor tersebut mengalami  kerugian yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian yang dilakukan  oleh manajer investasi tersebut? Bagaimana perlindungan hukumnya  terhadap investor tersebut? Apakah pernah terjadi kasus seperti tersebut  di atas? Dan bagaimana penyelesaiannya? Terima kasih. 
Jawaban :
Prinsip umum dalam berinvestasi adalah adanya risiko.  Lazimnya, semakin besar janji keuntungan, akan makin besar pula  risikonya. Tidak ada satupun bentuk investasi yang kebal dari risiko  kerugian, termasuk reksa dana. Fluktuasi nilai reksa dana akan sangat  bergantung pada underlying asset-nya. Reksa dana saham  misalnya, nilainya akan sangat bergantung dengan racikan portofolio  saham yang dikelola oleh manajer investasi. Bisa jadi, walaupun indeks  saham nilainya terus naik, tapi kebetulan portofolio saham yang  dikoleksi manajer investasi bukan termasuk golongan saham yang  mendongkrak kenaikan indeks, maka kemungkinan nilai reksa dana justru  menurun.
Untuk meminimalisir risiko kerugian, sedapat mungkin investor  dan pihak yang menjalankan investasi harus mengatur dan memahami hak dan  kewajiban masing-masing. Untuk investasi di instrumen reksa dana, calon  investor harus membaca dan memahami prospektus yang dimiliki oleh  perusahaan yang mengelola reksa dana. 
Dalam prospektus biasanya dipaparkan pula mengenai risiko  dalam berinvestasi di reksa dana. Isi prospektus harus mengacu pada  Peraturan Bapepam No. IX.C.6-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep22/PM/2004  tentang Pedoman dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa  Dana. 
Masalah risiko reksa dana juga diatur pada huruf k poin (1)  Peraturan No.IX.C.6.  Disebutkan, risiko yang  diterima pemodal adalah berkurangnya nilai saham atau Unit Penyertaan  disebabkan oleh kondisi makro ekonomi dan keamanan, wanprestasi dari  pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana seperti bank, perusahaan lain  penerbit instrumen pasar uang dan atau obligasi, dan perubahan nilai  instrumen pasar uang sebagai akibat pergerakan suku bunga dan kurs mata  uang secara signifikan.
Untuk menjawab pertanyaan anda mengenai tanggung jawab manajer  investasi, tentu harus dilihat pedoman tugas dari manajer investasi.  Yang jelas, prospektus juga harus memuat tanggung jawab manajer  investasi. Beberapa peraturan yang mengatur tanggung jawab manajer  selain peraturan No.IX.C.6, juga peraturan No.IV.C.2-Keputusan Ketua  Bapepam No.Kep24/PM/2004 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam  Portofolio Reksa Dana, dan peraturan No.IV.B.1-Keputusan Ketua Bapepam  No.Kep03/PM/2004 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk  Kontrak Investasi Kolektif.
Untuk menentukan ada tidaknya unsur kesalahan atau kelalaian  manajer investasi yang mengakibatkan kerugian investor tentu tidak bisa  dilakukan secara sepihak. Pengawasan segala kegiatan yang berhubungan  dengan penerbitan reksa dana masuk ke dalam domain Badan Pengawas Pasar  Modal (Bapepam). 
Salah satu wewenang Bapepam, berdasarkan Pasal 5 huruf(e) UU  No.8/1995 tentang Pasar Modal, adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan  terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan  pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan  pelaksanaannya. Berdasarkan ketentuan tersebut, investor yang merasa  manajer investasi melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian, dapat  mengadu ke Bapepam.
Perlu disampaikan saat ini Bapepam, tengah mengusut empat  manajer investasi yang diduga melakukan sejumlah pelanggaran saat  industri reksa dana diguncang penarikan besar-besaran (rush)  beberapa waktu lalu. Keempat manajer investasi tersebut dicurigai tidak  menggunakan harga referensi dalam menetapkan nilai aktiva bersihnya dan  memberikan informasi tidak benar kepada investor. Hingga saat ini  Bapepam belum mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap empat manajer  investasi tersebut.
Alternatif lainnya, apabila laporan investor tidak direspon,  atau tindakan Bapepam terhadap manajer investasi yang terbukti merugikan  investor tidak memadai, maka investor dapat mengajukan gugatan  perbuatan melawan hukum melalui pengadilan negeri. Apabila memilih  langkah ini, maka investor harus memiliki bukti-bukti yang cukup untuk  membuktikan adanya kelalaian manajer investasi yang mengakibatkan  kerugian.
SUMBER : http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4938Tanggung Jawab Manajer
Manajer Pemasaran
|     Atasan Langsung   |        :  |        General  Manager  |   
|     Bawahan  Langsung   |         :  |        Asisten  Pemasaran   |   
 Tanggung  Jawab Utama
- Merencanakan  strategi pemasaran. 
 - Mengadakan pembinaan dan  pengembangan jalur pemasaran. 
 - Menyelenggarakan  riset pasar 
 - Mengupayakan dan  memenuhi undangan tender yang didapat.      
 - Mengkoordinasikan  proses penawaran dengan fungsi      terkait. 
 - Menyajikan  informasi harga perkiraan dari      pemilik/pesaing. 
 - Melaksanakan  penerapan sistem manajemen mutu yang      dikembangkan perusahaan. 
 - Membina  fungsi di lingkungannya dan SDM yang menjadi      tanggung jawabnya  sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. 
 - Melaksanakan  koordinasi dengan pihak eksternal yang      terkait dengan fungsi  pemasaran dalam rangka upaya optimalisasi perolehan      pesanan,  undangan tender. 
 - Evaluasi tender yang  kalah dan kondisi pasar 
 
 Indikator  Keberhasilan   
- Laporan  aktivitas pemasaran dilaksanakan setiap 3      (tiga) bulan sekali.
 - Informasi  tentang undangan tender selalu lengkap. 
 - Berkas  tender selalu tepat waktu. 
 - Memperoleh informasi  pasar tentang proyek potensial      untuk … tahun mendatang. 
 - Pemutakhiran  informasi pasar, peluang proyek, harga      perkiraan secara bulanan. 
 - Tinjauan  terhadap prosedur, standar yang terkait dengan      fungsi pemasaran  maksimal 1 (satu) tahun sekali. 
 
 Wewenang
- Menetapkan partner kerjasama untuk  pemasaran. 
 - Menetapkan  prospek/pelanggan yang akan dijadikan target      pasar. 
 - Menetapkan  biaya yang diperlukan untuk kegiatan      pemasaran sesuai plafon yang  telah ditetapkan. 
 - Menetapkan program  pembinaan pelanggan, calon      pelanggan/pelanggan potensial 
 - Menetapkan  jadual promosi, riset pasar terpadu,      prakualifikasi, tender. 
 - Menetapkan  strategi, standar, prosedur yang terkait      dengan fungsi pemasarn. 
 - Menilai  kinerja bawahan langsung. 
 - Menetapkan jadual perjalanan dinas bawahan.
 
sumber  :  http://sugwan.multiply.com/journal/item/163/_Tanggung_Jawab_Utama_Manajer_Pemasaran
Evolusi Teori Manajemen
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
 
SUMBER :  http://datakuliah.blogspot.com/2009/09/evolusi-teori-manajemen-dan-dinamika.html
SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
• Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
• Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
• Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
• Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi
Blog  dengan ID 67087 Tidak ada  
1.1. Pendekatan Manajemen Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga kerja.
b) Prinsip-Prinsip Administratif
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut :
• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi
• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif
• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar factor
• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat
c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :
• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan mereka.
1.3. Pendekatan Management Science
Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan
Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen
Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih
Penggunaan computer untuk mempercepat proses
1.4. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1) Pendekatan Sistem (System Approaches)
Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-sub system yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen system tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
PANDANGAN UTAMA TENTANG MANAJEMEN
Pendekatan Klasik : Manajemen Ilmiah, Prinsip-Prinsip Administratif, Teori Organisasi Birokratis
Teori Maslow, Teori X dan Teori YPendekatan SDM : Hawthorne Effect
Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan Modern : Pendekatan Sistem, Pendekatan Kontingensi
 
1.1. Pendekatan Manajemen Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu  :
1. Pengembangan metode-metode  ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk pelaksanaan  setiap pekerjaan dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk  karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu  tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan  pengembangan ilmiah karyawan
4. Kerjasama  yang baik antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga kerja.
b) Prinsip-Prinsip Administratif
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi
3. Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.
8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan terpusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan
9. Rantai scalar, garis perintah dan wewenang yang jelas
10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat
11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi
12. Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan perusahaan.
13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana
14. Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila memungkinkan.
Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut :
• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi
• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif
• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar factor
• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat
c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :
Teori X berasumsi  bahwa karyawan :
• Tidak suka bekerja• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan mereka.
1.3. Pendekatan Management Science
Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan
Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen
Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih
Penggunaan computer untuk mempercepat proses
1.4. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1) Pendekatan Sistem (System Approaches)
Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-sub system yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen system tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
PANDANGAN UTAMA TENTANG MANAJEMEN
Pendekatan Klasik : Manajemen Ilmiah, Prinsip-Prinsip Administratif, Teori Organisasi Birokratis
Teori Maslow, Teori X dan Teori YPendekatan SDM : Hawthorne Effect
Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan Modern : Pendekatan Sistem, Pendekatan Kontingensi
Langganan:
Komentar (Atom)