MEMBUKA BISNIS DENGAN ONLINE
Saya memilih bisnis online, artinya anda mempunyai bisnis yang dijalankan di dunia maya, yang tidak membutuhkan waktu seharian untuk dijalankan. Bisnis online adalah bisnis yang baik menurut saya, karena tidak ada jadwal tertentu  yang mengikat (misalnya jam masuk, jam pulang, jam telat, dll ), yang ada yaitu perencanaan bisnis anda dalam menjalankan bisnis online. Nah misalnya saja, dalam menjalankan bisnis online hanya memerlukan waktu sekitar 2-3 jam.
Salah satu contohnya yaitu  berbisnis menjual sepedah utuh atau bisa juga hanya menjual part-part sepedah, saya tertarik dengan bisnis itu karena hasilnya juga lumayan apa lagi sekarang sepedah sudah membuming kembali. Sehingga waktu kuliah tidak terganggu mungkin disela-sela waktu kuliah juga bisa membuka (kalau sedang bosan) intinya, bisnis apapun yang dikerjakan oleh saya yaa masih berstatus sebagai mahasiswa, maka gak ada salahnya selama kuliah anda juga tetap jalan. Yang salah tuh kalo terlalu mengutamakan bisnis terus melupakan kuliah
Rabu, 06 April 2011
MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIAH
MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIAH
Pemanfaatan waktu luang perkuliahan dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai tujuan atau keinginan dari seorang mahasiswa.Pemanfaatannya yaitu dengan bernilai yang positif dan berguna buat diri kita. Misalnya
1. Luangkan waktu untuk beribadah.
2. Membaca buku disaat ada waktu meskipun sedikit.
3. Bertanya dalam pelajaran kalau tidak mengerti atau bertanya kepada dosen diluar jam perkuliahan.
4. Bermain karena itu sangat penting untuk merefresh otak karena seharian penuh dengan kegiatan.
5. Istirat yang cukup
KULIAH YANG EFESIEN
Kuliah dengan efisien? Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan :  
1. Ketahui dan baca buku referensi yang ditunjukkan dosen kita.
2. Dengarkan kuliah dosen walau membosankan. Jangan tergoda untuk asyik sendiri ketika jam kuliah. Catat juga apa yang disampaikan dosen. Biasanya apa yang disampaikan dosen akan keluar ketika ujian.
3. Bentuk kelompok belajar yang anggotanya memang serius untuk belajar dan membagi ilmu di antara mereka. Dengan membentuk kelompok belajar, pemahaman dan wawasan kita tentang sesuatu topik akan lebih matang dan mendalam.
4.Biasakan belajar rutin. Tidak peduli ada atau tidak ada ujian.
5. Jangan lupa untuk menjaga hubungan baik dengan dosen (tetapi tidak perlu sampai menjilat). Kadangkala dosen memberikan nilai berdasarkan subyektivitas tertentu. Salah satunya dari ia mengenal mahasiswanya atau tidak. Dosen yang mengenal mahasiswanya akan lebih tidak tega untuk memberikan nilai jelek.
1. Ketahui dan baca buku referensi yang ditunjukkan dosen kita.
2. Dengarkan kuliah dosen walau membosankan. Jangan tergoda untuk asyik sendiri ketika jam kuliah. Catat juga apa yang disampaikan dosen. Biasanya apa yang disampaikan dosen akan keluar ketika ujian.
3. Bentuk kelompok belajar yang anggotanya memang serius untuk belajar dan membagi ilmu di antara mereka. Dengan membentuk kelompok belajar, pemahaman dan wawasan kita tentang sesuatu topik akan lebih matang dan mendalam.
4.Biasakan belajar rutin. Tidak peduli ada atau tidak ada ujian.
5. Jangan lupa untuk menjaga hubungan baik dengan dosen (tetapi tidak perlu sampai menjilat). Kadangkala dosen memberikan nilai berdasarkan subyektivitas tertentu. Salah satunya dari ia mengenal mahasiswanya atau tidak. Dosen yang mengenal mahasiswanya akan lebih tidak tega untuk memberikan nilai jelek.
DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI FORMA L
Teori  Formal dapat diibaratkan sebagai sebuah “kendaraan” untuk mencapai  tujuan secara bersama. Menurut para penulis Teori Organisasi klasik,  Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari  sekelompok orang yang  bekerja sama untuk mencapai tujuan  dibawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan  Organisasi yang dengan sengaja di rencanakan dan strukturnya secara  tegas disusun.
            Setelah  itu dibicarakan dimensi-dimensi dasar struktur. Dan konsep-konsep  klasik untuk desain Organisasi, menyangkut pembagian fungsi-fungsi yang  melekat pada struktur, seperti Sentralisasi, Desentralisasi, Hubungan  Lini dan Staf, Departementasi, rentang Kendali “Flat-Tall”. Dan wewenang  kekuasaan dan tanggung jawab.bagian dari bab ini akan menguraikan  berbagai desain Struktural Modern.
Desain Struktural Organisasi Formal
            Struktur  Organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan  organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki Tujuan atau sasaran  supaya tahu bagaimana menjakankan organisasi luntuk mencapainy. Tanpa  tujuan Organisasi tidak mungkin membuat perencanaan, dan bila organisasi  tidak memiliki peerencanaan maka tak akan ada ketentuan tentang  jalannya Organisasi. Tujuan Organisasi ini akan menentukan Struktur  Organisasi antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk  menjalankan masing-masing tugas tersebut.
            Struktur organisasi formal mempunyai dua muka : Pertama, model struktur,`dimana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip Teori Organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar struktur yang  akan menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungaan yang harus  dilakukan dan singkat spesialisasi yang dapat diberikan.  Variabel-variabel kunci yang menentukan desain struktural organisasi,  yaitu Strategi Organisasi, Lingkungan yang Melingkupinya, Teknilogi yang  Digunakan, dan Orang-orang yang terlibat dalam Organisasi. 
Strategi dan Struktur 
            Hubungan  erat antara strategi dan struktur organisasional pertama kali  dijelaskan oleh Chandler dalam studinya pada beberapa perusahaan besar  amerika. Setelah menganalisa sejarah perkembangan perusahaan-perusahaan  seperti General Motors, Du Pont, Standart Oil, dan Sears, Roebuck,  Chandler menyimpulkan perubahan-perubahan strategi mengakibatkan  perubahan-perubahan internasional. Dia menyatakan bahwa “Struktur  Mengikuti Strategi”.
            Setiap  perusahaan yang diteliti Chandler pada mulanya mempunyai struktur yang  disentralisasikan, dimana tipe struktur ini cocok untuk lini produk yang  tebatas. Memasuki pasar-pasar produk baru, terutama memerlukan  unit-unit organsasi yang lebih independen agar dapat memberikan  tenggapan cepat terhadap perubahan pasar, sebagian pengorganisasian yang  disentralisasikan masih dipertahankan, tetapi pada umumnya,  perusahaan-perusahaan harus merubah strukturnya menjadi struktur yang  disentralisasikan, dengan beberapa divisi yang hampir otonom agar  kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Hubungan  antara strategi struktur dan lingkungan dapat dipandang dari dua  Perspektif utama. Dalam pandangan pertama, Organisasi adalah reaktif  terhadap  lingkungannya : proses perumusan strategi harus memperhatikan  lingkungan dimana organisasi beroperasi pada saat sekarang dan akan  beroprasi diwaktu yang akan datang. Dalam pandangan kedua, organisasi  adalah proaktif  karena perumusan strategi mencakup  pemilihan lingkungan dimana organisasi akan beroperasi dalam jangka  waktu yang lebih panjang. Strategi Organisasi dipengaruhi oleh berbagai  kesempatan dan ancaman dalam lingkungan eksternalnya; berbagai tujuan,  nilai dan kepercayaan para anggota, dan berbagai kekuatan dan  kelemahannya. Strategi ini pada giliranya akan mempengaruhi Struktur Organisasi dengan penjelasan sebagai berikut :
1.    Strategi  menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok  bagi desain organisasi. Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan dengan  kreatifitas dan kebutuhan teknis sangat tinggi mungkin memerlukan desain  organisasi tipe matriks.
2.    Srtrategi  mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk  pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dan hal ini selanjutnya  mempengaruhi struktur yang sesuai.
3.    Strategi menentukan lingkungan spesifik dimana organisasi akan berpotensi , ini juga mempengaruhi struktur.
Lingkungan Ekstenal dan Struktur.
      Dalam  pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasi secara terperinci  kita perlu membedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
1.    Lingkungan Stabil, yaitu  lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan  atau tiba-tiba. Beberapa ciri Lingkungan ini atara lain,  perubahan-perubahan produk sering tidak terjadi., modifikasi-modifikasi  dapat direncanakan dengan baik, permintaan pasar tidak begitu  berfluktuasi, perubahan hukum yang mempengaruhi organisasi atau produk  tidak sering terjadi, dan perkembangan teknologi baru dapat diramalkan. 
2.    Lingkungan Berubah (Changing Environment), yaitu  Lingkungan dimana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua  bidang yang telah disebut diatas-produk, pasar, hukum. Atau teknologi.  Contoh beberapa Organisasi yang beroperasi dalam Lingkungan berubah  antara lain Industri Jasa, Konstruksi dan Peralatan Rumah Tangga.
3.    Lingkungan Begejolak (Turbulent environtment), bila  para pesaing melempar produk baru dan tek terduga kepasaran., hukum  sering terganti, kemajuan teknologi merubah secara drastik desain produk  dan metode-metode produksi, organisasi ada dalam Lingkungan Bergejolak.  Sebagai contoh, perusahaan komputer sekarang ini harus behadapan dengan  perubahan tingkat teknologi dan pasar yang sangat cepat dan  terus-menerus.
Setelah  melakukan studi terhadap berbagai macam perusahaan, Burns dan Shalter  mengemukakan bahwa Sistem Mekanistik adalah paling sesuai untuk  Lingkungan Stabil, sedangkan Sistem Organik paling sesuai untuk  Lingkungan Bergejolak. Organisasi dalam lingkungan berubah mungkindapat  menggunakan kombinasi dua sistem tersebut.
   Sistem  Mekanistik, berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci  menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Kekuasaan dalam  organisasi mengikuti rantai perintah Birokratik Klasik yang telah  Dibahas dimuka.
   Dalam  Sistem Organik, individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu  kelompok daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi dengan  semua tingkatan organisasi untuk mendapatkan informasi dan saran. 
  Penemu  Burns dan Stalker ini didukung dan diperluas oleh Paul R Lewrence dan  Jay W. Lorsch. Mereka menggunakan derajat perbedaan dan integrasi untuk  menganalisa hubungan organisasi dan lingkungan eksternal. Istilah  perbedaan (differentiation) berarti derajat variasi sistem nilai Organisasional para manajer Departemen dalam suatu kesatuan yang terpadu.
   Lawrence  dan Lorsch menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang beroprasi  dalam suatu lingkungan tidak stabil adalah paling tinggi ”dibedakan”,  sedangkan yang beroperasi dalam lingkungan stabil paling sedikit  ”dibedakan”. Disamping itu organisasi-organisasi berprestasi tinggi  dalam kedua tipe lingkungan mempunyai derajat integrasi lebih tinggi  daripada organisasi-organisasi berprestasi rendah.
Teknologi dan Struktur
            Menurut  Doodward atas dasar hasil studinya,ada sejumlah hubungan antara proses  teknologi dan struktur organisasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah teknologi dan tingkatan manajemen.  Dengan kata lain teknologi yang kompleks menyebabkan struktur  organisasi berbentuk ”Tall” dan memerlukan derajat supervisi dan  koordinasi yang lebih besar.
2.    Rentang  Manajemen para Manajer lini Pertama Meningkat dari Produksi unit ke  massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses. Para  karyawan tingkat bawah dalam perusahaan perusahaan produksi unit dan  proses cenderung melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan  tinggi.
3.    Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar staf administratif dan klerikal. Semakin besar para jumlah manajer dalam perusahaan yang komplesk secara teknologis memerlukan jasa pendukung.
Arti  penemuan ini adalah bahwa untuk setiap tipe teknologi ada aspek-aspek  struktur Organisasional spesifik yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja  yang lebih berhasil. 
Organisasi dan struktur
            Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur Organisasi.
Tentu  saja, para manajer adalah juga karyawan, tetapi mereka mempunyai  pengaruh-pengaruh khusus/unik pada struktur organisasi, sehingga kita  perlu membicarakannya secara terpisah.
            Manajemen dan Struktur.  Seperti  telah disebutkan dimuka, nilai-nilai manajerial merupakan faktor  penting dalam penentuan strategi Organisasi. Para manajer organisasi  terutama para manajer Puncak (direktur) mempengaruhi pemilihan strategi  secara langsung melalui preferensi mereka. Selanjutnya, pemilihan  strategi ini akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam  Organisasi. Preferensi-preferensi ini diterjemahkan menjadi berbagai  macam tipe struktur Organisasi. Sebagai contoh, seorang manajer dengan  anggapan-anggapan Teori X akan lebih menyukai struktur Organisasi  Mekanistik, sedangkan Manajer dengan anggapan-anggapan Y mungkin  menyukai sistem yang lebih Organik.
Karyawan dan Struktur, faktor-faktor  seperti tingkat pendidikan, latar belakang, derajat, minat dan  pekerjaan para karyawan, dan ketersediaan berbagai alternatif di luar  Organisasi merupaka menentu-menentu  penting struktur  Organisasi. Sebagai contoh, individu-individu yang bependidikan tinggi,  mempunyai banyak alternatif menarik diluar dan menyenangi bekerja lebih  tepat di Organisasi dengan struktur Organik.
Proses Desain Organisasi
             Dalam  teori proses desain Organisasi dapat mulai dari bawah ke atas (Bottom  Up) atau dari atas ke bawah (Top Down). Dengan prosedur atas ke bawah,  tujuan-tujuan khusus sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang  diinginkan. Tujuan-tujuan ini kemudian menjadi dasar dengan mana  serangkaian Departemen dapat diorganisasi. Meskipun secara Teoritis  dapat dijelaskan secara terpisah, keduan prosedur tersebut dalam  kenyataannya saling tergantung. Tujuan-tujuan umun harus diterapkan  bahkan sebelum proses dasar ditentukan dan teknologi inti dipilih.
Pendekatan Kontigensi Dalam Desain Organisasi
            Struktur  yang cocok untuk organisasi sanagt tergantung pada keadaan-keadaan  tertentu organisasi pada waktu tertentu. Manajer harus memperhatikan  variabel-variabel pokok yang mempengaruhi perancangan struktur  organisasinya. Variabel-variabel ini telah dibahas dimuka. Jadi menurut  pendekatan kontingensi lah menetapkan suatu ”kesesuaian” efektif antara  struktur organisasi dan variabel-variabel terebut.
Model-Model Struktur Organisasi
            Struktur  organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan diantara  fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab  setiap anggota Organsasi yang menjalankan masing-masing tugasnya.  Pengembangan istilah di”Harus”-kan dan di”anggap”-nya digunakan untuk  menggarisbawahi kenyataan bahwa setiap orang dalam organisasi, bahkan  pada tingkat rendah, tidak berperilaku sesuai dengan ketentuan yang  berlaku pada posisinya. Mereka melakukanya karena kebutuhan-kebutuhan  dan keinginan-keinginannya untuk keamanan dari ancaman-ancaman dan  tekanan-tekanan, mengembangkan dan merubah keterkaitan sosialnya,  memuaskankebutuhan akan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, dan  sebagainya. Mungkin mereka juga melakukanya karena posisi mereka tidak  jelas dan tidak dapat dikerjakan dalam rangkaian struktur yang ada, dan  menurut pandangan mereka, posisinya adalah ”Dysfunctional” untuk  mencapai tujuan unit atau Departemen yang bersangkutan. Jadi jelas  tujuan para manajer adalah menciptakan suatu struktur yang memenuhi baik  ”tuntutan” lingkungan maupun membuatnya sesuai dengan kemampuan,  kebutuhan dan keinginan para anggota Organsiasi. 
            Berikut  ini akan dibahas tiga model struktur organisasi yang dikenal ; model  tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumberdaya manusia.
Model Tradisional
            Bentuk  umum model struktur tradisional secara esensial adalah pyramid.  Masing-masing tingkatan hirarkis menggambarkan segmen struktur dan  hubungan-hubungan pekerjaan atasan-bawahan. Bentuk umum struktur  organisasi tradisional ini akan berbeda untuk jenis operasi perusahaan  yang berbeda pula. Struktur tradisioanal yang padat modal atau caital-intensive  mungkin hanya mempunyai sedikit posisi-posisi tingkat bawa, sehingga  struktur akan lebih menyerupai intan atau permata daripada pyramid.  Struktur bentuk umum ini berpijak pada anggapan-anggapan model  tradisional. Dalam hal ini lingkungan spasialisasi dan rutinisasi pada  pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan secara maksimum.
            Organisasi  Tradisional dan Lingkungannya. Struktur tradisional dirancang terutama  untuk lingkungan yang stabil dan perubahan-perubahan yang terjadi  didalamnya dapat diperkirakan. Organisasi-organsasi sepeti ini efisien  atau tidak tergantung paling tidak pada dua faktor : jumlah energi  organisasional total yang diperlukan untuk mejaga struktur dalam  menghadapi, tekanan-tekananinternal dan eksternal, dan kedua derajad  penggunaan kemampuan berbagai sumber daya oleh struktur yang mencakup  kemampuan semua anggotanya.
Model Hubungan Manusia
            Model  hubungan manusiawi, walaupun demikian secara eksplisit mengakui bahwa  orang tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posis-posisi dan  hubungan –hubungan menurut struktur formalnya.hal ini mengundang  perhatian Manajemen akan adanya ”Struktur Informal” yang ada diseluruh  elemen-elemen organisasi ini menunjukan bahwa keanggotaan yang dianggap  berasal dari status, bentuk-bentuk ikatan dan hubungan-hubungan, serta  bahkan pengawasan perilaku orang per orang masih terlepas dari  penjabaran deksripsi posisi formulanya. Walaupun model hubungan  manusiawi mengungkapkan ketidaksempurnaan itu, tetapi struktur hubungan  manusiawi tidak menyarankan struktur formulanya dimodifikasi. Model ini  lebih mengusulkan  bermacam-macam penyesuaian, teknik-teknik dan perilaku-perilaku struktural Offline.
            Pertama  dan paling penting, model hubungan manusiawi mempersilahkan para  manajer untuk mempergunakan kemampuan kepemimpinannya untuk mengurangi  fraksi-fraksi di antara orang-orang dan jabatan-jabatan mereka dalam  organisasi, serta mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara para  anggota organisasi yng bertanngung jawab kepadanya. Kedua, pendekatan  hubungan manusiawi menyarankan manajer memanfaatkan organisasi informal  dalam Departemenya yang menunjukan bahwa ia memberikan tanggapan  Kooperatif dan bukanya malah menentang. Manajer disarankan untuk  mengenal dan menaruh kepercayaan pada pemimpin Informal, memelihara  hubungan-hubungan  peroragan yang mungkin terbentuk diantara para bawahanya. Ketiga,  pendekatan hubungan manusiawi ditunjukan dengan sejumlah teknik atau  program yang biasanya dibawah Yurisdiksi atau kewenangan Departemen  Personalia, yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan seluruh  anggota Organisasi. Sebagai contoh, sistem ”Anjuran” sering digunakan  sebagai alat pemberi kesempatan kepada para anggota untuk merasa  berpartisipasi dalam jalanya Organisasi.
            Secara tidak langsung, Departemen Personalia dapat juga menawarkan jasa  bimbingan atau Konsultasi Profesional. Kegunaan jasa ini telah dibuktikan dalam percobaan-percobaan Hawthrone.  Dimana para karyawan dapat mengutarakan masalah-masalah baik sehubungan  dengan pekerjaanya maupun masalah pribadi untuk memperoleh pemecahanya.
            Organisasi hubungan manusiawi dan lingkunganya.  Teori-teori untuk hubungan manusiawi tidak menolak secara mendasar  bentuk seperti ”Mesin” pada struktur Tradisional. Pemikiran-pemikirannya  ditunjukan terutama pada proses penyediaan minyak pelumas pada  mesin-mesin tersebut, yaitu bagaimana meminyaki terjadinya fraksi-fraksi  diantara orang-orang dan kelompok-kelompok. Jadi, struktur yang  dibangun atas dasar konsep-konsep hubungan manusiawi sangat mungkin akan  memberikan reaksi terhadap lingkungannya dengan cara yang sama. Seperti  yang didasarkan atas teori tradisional. Secara ringkas, inti konsep  hubungan manusiawi tidak berurusan langsung dengan struktur Organisasi.  Struktur diterima sebagai sesuatu pemberian yang sudah tertentu suatu  lingkungan dimana didalamnya nampak sikap dan perilaku antara pribadi.  Teori-teori hubungan manusiawi terutama lebih dimaksudkan sebagai usaha  menyadiakansejumlah teknik dan mekanisme bagi para manajer, yang akan  membantu mereka dan para bawahanya untuk menyesuaikan diri dengan  batasan-batasan struktur yang ada daripada hanya sekedar menyediakan  prinsip-prinsip untuk mengarahkan perancangan struktur itu sendiri.
Model Sumber Daya Manusia
            Implikasi  model sumber daya manusia pada struktur Organisasi, walaupun abstrak,  adalah jelas. Model ini berpendapat bahwa pada hakekatnya manusia  mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri  lebih kreatif daripada pekerjaan mereka sekarang, dan bahwa tugas  manajer adalah menciptakan suatu lingkungan dimana mereka dapat  meningkatkan sumbangan kapasitasnya pada organisasi. Jadi Implikasi,  utama adalah bahwa manajemen harus merancang suatu struktur yang  berlawanan dengan Hirarki Tradisional. 
            Konsep  model sumber daya manusia ini mencoba memaksimumkan Fleksibilitas baik  didalam maupun diantara posisi-posisi yang berinteraksi. Hal ini  mengharuskan anggota-anggota organisasi mempunyai suatu Tujuan Tingkat  Operasional yang telah disetujui bersama, jalur untuk memperoleh sumber  informasi vertikal dan horizontal yang relevan, dan kemampuan untuk  memberikan tanggapan terhadap informasi dengan keputusan dan perilaku  yang mengarahkan pencapaian dengan tujuan Efisien. Tujuan Organisasi  model sumber daya manusia ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahanya,  atau paling tidak bawahan dilibatkan. Tujuan bersama ini telah merubah  hubungan atasan dan bawahan yang diatur oleh model tradisional dan  hubungan manusiawi. Hubungan antara atasan dan bawahan telah digambarkan  oleh Likert, diaman Likert menggambarkan suatu organisasi yang efektif  sebagai sesuatu yang terbentuk dari kelompok yang saling mengkait sengan  melalui bermacam-macam posisi ”pengkait hubungan”. Bentuk struktur  organisasi tingkat tinggi yang dikembangkan terakhir atas dasar model  sumber daya manusia adalah struktur organisasi Bentuk Kolega (Colligeal  Form). Struktur ini memberikan kesempatan bagi setiap anggota untuk  mengarahkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan sendiri, tanggung jawabnya  hanya pada berhasilnya tujuan yang ingin dicapai. Contoh yang paling  umum adalah Departemen Universitas, dimana sekumpulan kolega dapat  bertukar ilmu walaupun tidak mempunyai tujuan yang sama satu dengan yang  lain dan menikmati kedudukan yang sama. Dalam hal ini dibutuhkan  kepercayaan khusus untuk dapat masuk kelompok tersebut.
Dimensi-Dimensi Dasar Struktur Organisasi
Pembagian Kerja
            Desain  organisasi secara esensial menyangkut menyusunan suatu organisasi  (perusahaan) untuk mencapai efektifitas optimum. Dengan norma-norma  rasional (efesiensi) organisasi dirancang untuk memungkinkan tercapainya  tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Oleh  karena itu, para anggota organisasi dihadapkan pada dua perhatian pokok,  yaitu pembagian kerja yang dilaksanakan dan penentuan basis yang tepat  untuk pengelompokan kegiatan-kegiatan agar menghasilkan satuan-satuan  kerja yang efisien dan menguntungkan bagi organisasi secara keseluruhan.
            Secara  ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi  tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi ketergantungan pada  individu-individu tertentu atau perpindahan yang percuma  komponen-komponen pekerjaan besar. Disamping itu, pembagian kerja  (spesialisasi) mengandung konsekuensi- konsekuensi pada perilaku para  karyawan, seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja karyawan,  menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan  tingkat keterkaitan karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi yng  mengarah kepada ketidakefisienan.
Berbagai Fungsi Yang Melekat Pada Struktur Organisasi
Pengembangan  struktur organisasi formal bersangkutan juga dengan penyusunan  hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur. Hubungan-hubungan sebagai  fungsi-fungsi struktural yang terjadi secara garis besar dapat  diperinci sebagai berikut :
1.  Wewenang. Arti wewenang (Authority) adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. 
2.  Kekuasaan.  Kekuasaan (Power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun  kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda.  Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah untuk  melakukan hal tersebut.
3.  Tanggung  jawab. Tanggung jawab (Responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan  sesuatu. Dalam organisasi, tanggung jawab adalah kewajiban seseorang  untuk melaksanakan tugas untuk fungsi organisasi.
4.  Akuntabilitas.  Tidak seperti tanggung jawab, Akuntabilitas (Account-Ability) adalah  faktor diluar individu dan perasaan pribadinya. Bila seseorang manajer  menghendaki pertanggungjawaban untuk suatu kegiatan yang dilakukan  bawahan dapat dinyatakan akuntabilitas terjadi.
5.  Komunikasi dalam Organisasi.  Dalam  organisasi formal, arus informasi mengalir secara khusus. Struktur  organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi formal  ini. Komunikasi seperti pemberian perintah, permintaan akan suatu  informasi, dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir  dari atas ke bawah melalui tingkatan Organisasi.
6.  Hubungan  Lini dan Staff. Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa  yang disebut Hubungan Lini Dan Staff. Keduanya ini merupakan pendekatan  yang berbeda untuk menentukan Deskripsi wewenang dalam Organisasi.
7.  Rentang  Kendali. Yang dimaksud rentang kendali atau pengawasan (Span Of  Control) adalah beberapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan  secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang Kendali sering disebut dengan istilah-istilah span of supervision, span of authority, span of management dan span of attention. 
8.  Sentrailisasi  dan desentralisasi. Bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas  dalam suatu organisasi, desentralisasi wewenang terjadi.
9.  Rantai  wewenang scalar. Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi dan  dikelompokan atas dasar fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan  karena adanya saling ketergantungan diantaranya, maka kegiatan-kegiatan  tersebut harus diintegrasikan. 
10. kesatuan  perintah. Satu aspek dasar struktur organisasi lainya (implicit dalam  rantai scalar) adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa  seseorang bawahan hendaknya hanya menerima instruksi dari sumber  tunggal. Kesatuan perintah terutama dimaksudkan untuk memudahkan  koordinasi. 
Deprtementasi 
      Departementasi  atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara  pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi. Departementasi mencerminkan  organisasi horizontal pada setiap tingkat Hirarki, dan sehubungan erat  dengan prinsip Spesialisasi klasik.
       Secara  tradisional proses, maksud, orang atau barang, dan tempat dipakai  sebagai dasar departementasi. Dengan istilah yang lebih modern, ”produk”  lebih banyak digunakan untuk menggantikan istilah ”maksud”,  ”fungsional” menggantikan ”tempat”. Disamping itu, waktu, pelayanan,  langganan, peralatan, dan urutan-urutan angka juga dapat dijadikan dasar  Departementasi. Departementasi yang lebih khusus, secara ringkas dapat  dijelaskan sebagai berikut:
1.  Waktu dapat dibagi menjadi shift pertama, shift kedua, dan shift ketiga.
2.    Pelayanan (Service) yang mencerminkan kelas pertama, kelas kedua, dan kelas turis dalam suatu kapal pesiar.
3.    Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industri, pedagang eceran, pemerintah, militer dan konsumen akhir.
4.    Peralatan dapat diperinci, misal didalam kelompok produksi, menjadi Departemen pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5.    Urutan  angka (alpha-numerical) dapat digunakan dalam pelayanan telephone  dimana nomor-nomor 0000-5000 ditempatkan dalam satu Departemen dan  nomor-nomor 5001-9999 dalam Departemen lain.
Semakin  besar dan kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila digunankan  tipe Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang  dikenal segabai desain organisasi campuran (hybird design) atau sering juga disebut mixed departementation.  Sebagai contoh, suatu perusahaan industri besar mungkin diorganisasi  menurut wilayah pada tingkat horizontal pertama, dan tingkatan-tingkatan  selanjutnya diorganisasi atas dasar produk, fungsi, peralatan dan  waktu.
                  Departementasi fungsional. Pendekatan  fungsional untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi ini mungkin  merupakan tie Departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam  merancang struktur organisasi. Departementasi fungsional dapat dijumpai  dalam semua tipe organisasi. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi  Manufacturing, fungsi-fungsi vital yang memungkinkan perusahaan  beroperasi dan menjaga kelangsungan hidupnya.
                  Kebaikan  utama Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek  positif spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan  mengingkatkan efisiensi dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dan  peralatan paling ekonomis.
                  Departementasi produk. Dengan  berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi  semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat  membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang,  memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau  lini produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada  direktur organisasi.
                  Departementasi wilayah.  Bila organisasi beroperasi diwilayah-wilayah yang tersebar, maka  Departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran  yang beroperasi dibanyak daerah dalam suatu negara sering dibagi menjadi  kelompok-kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (Area  Manajer) untuk setiap lokasi.
                  Tipe  organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan.  Kebaikan-kebaikan antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan  dengan kemungkinan kualitas lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah  dilaksanakan, karena ada pemusatan kegiatan, beban manajemen pusat  menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian wewenang; dan pertanggung  jawaban lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahanya antara lain:  kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena kepentingan  terpusat pada ukuran prestasi divisi; meningkatkan biaya operasional  organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi  sumber daya dan peralatan; dan mem persulit alokasi sumber daya dan  konsistensi kebijaksanaan.
Desain Struktural Modern 
                  Berikut  ini akan diuraikan dan dianalisa berbagai model struktural lebih baru  yang telah dirancang dan diimplemantasikan untuk menghadapi  tantangan-tantangan tersebut.
Organisasi Proyek
                  Organisasi-organisasi  proyek semakin banyak digunakan dalam industri-industri dengan  teknologi tinggi yang memerlukan perhatian besar terhadap perencanaan,  penelitian dan pengembangan dan koordinasi. Sebagai contoh, proyek  pengembangan produk baru, proyek perluasan bangunan pabrik, survei pasar  dan sebagainya. Struktur proyek diciptakan bila manajemen mamutuskan  untuk memusatkan sejumlah besar kekuatan dan sumber daya organisasi  untuk suatu periode tertentu pada pencapaian suatu tujuan proyek khusus.  Seorang manajer proyek mempunai wewenang lini untuk memimpim para  anggota tim selama jangka waktu proyek. Setelah proyek selesai, tim  dibubarkan,dan para anggota tim kembali ke departemen-Departemen  fungsional asalnya. 
Berbagai Tipe Struktur Proyek
                  Ada beberapa macam bentuk struktur proyek. Bentuk pertama adalah organisasi proyek individual.  Struktur ini hanya terdiri dari manajer proyek. Yang tidak mempunyai  kegiatan-kegiatan atau personalia yang secara langsung melapor  kepadanya. Tipe kedua adalah organisasi proyek staf. Dengan tipe  sturktur ini, manajer proyek mempunyai staf pendukung yang disediakan  bagi kegiatan-kegiatan poyek. Tetapi tugas-tugas fungsional pokok  organisasi dilaksanakan oleh departemen-departemen lini tradisional.  Variasi ketiga adalah organisasi proyek Intermix dimana  didalamnya manajer proyek mempunyai personalia staf dan dipilih  kepala-kepala fungsional utama yang melapor secara langsung kepadnya.  Tipe keempat disebut organisasi proyek agregat.
Organisasi Matriks
Bila  struktur proyek dilampiaskan diatas struktur fungsional , hasilnya  adalah sebuah matriks. Kadang-kadang organisasi matriks (matriks  organization) dianggap sebagai suatu bentuk organisasi proyek, plus  organisasi fungsional dan nama-namanya digunakan dengan saling dapat  dipertukarkan. Jadi, Organisasi matriks  adalah organisasi proyek plus organisasi fungsional dan bukan hanya  variasi dari organisasi proyek. Hamparan proyek memberikan dimensi  horizontal (lateral) pada orientasi vertikal tradisional dalam sturktur  fungsional. Bentuk organisasi matriks ini akan sangat bermanfaat apabila  : 
1.  Kegiatan mempunyai waktu penyelesaian yang terbatas dan skedul waktu harus ditepati.
2.  Pengendalian biaya merupakan faktor kritis.
3.  Banyak keterampilan atau keahlian khusus yang membutuhkan koordinasi bagi penyelesaian proyek.
4.  Kegiata-kegiatan yang dilakukan banyak yang baru dan belum dikenal para anggota tim proyek.
Organisasi Bentuk Bebas
           Tipe  organsasi yang berhubungan erat dengan model-model proyek dan matrisk  adalah struktur organisasi modern bentuk bebas, kadang-kadang disebut Naturalistik atau organik. Tipe-tipe  bentuk bebas dapat dipandang sebagai perluasan pola Desentralisasi.  Disamping itu, ada dua karakteristik umum tipe organisasi ini. Pertama,  organisasi bentuk bebas mengggunakan secara ekstensif sistem informasi  yang dikomputerisasikan, terutama untuk mengevaluasi satuan-satuan kerja  organsasional. Kedua, organisasi bentuk bebas biasanya beranggotakan  dan dikelola oleh para manajer muda dan dinamis yang berani mengambil  resiko yang telah diperhitungkan.
Langganan:
Komentar (Atom)